04 April, 2010

Mandi Janabah : Mendulang Pahala di Pagi Buta

Di pagi buta, seseorang terkadang mendapatkan “basah” pada sarung atau pakaiannya sehingga ada diantara kita merasa pusing, apa yang harus dilakukan? Ada diantara kita yang tidak paham kalau dirinya harus mandi saat itu agar ia dapat “Mendulang Pahala di Pagi Buta”.

Seorang manusia yang sempurna, mesti mengalami perkara-perkara yang mengharuskan dirinya untuk “mandi wajib”, yaitu mandi janabah atau junub. Dari sisi lain, ada sebagian kaum muslimin yang tidak mengetahui mandi wajib. Sehingga ada diantara mereka sudah dewasa belum tahu caranya. Ada juga yang sudah beranak-pinak, bahkan sudah hampir masuk ke liang lahat, namun belum tahu mandi junub. Ada lagi diantara mereka yang nanti mau tahu dan belajar tentang hal tersebut ketika diambang pintu nikah. Tapi ini masih mending daripada yang sebelumnya. Oleh karena itu, setiap muslim harus mengilmuinya, sebab itu adalah amanah dari Allah atas para hamba-hanba-Nya yang muslim.

Fadhilatusy Syaikh Shalih bin Fauzan Al Fauzan-hafizhohullah- berkata dalam Al-MulakhkhosAl-Fiqhiy (hal 58),
“Bersuci dari hadats besar merupakan salah satu amanah diantara amanah-amanah antara hamba dengan Rabbnya wajib baginya untuk menjaganya, memperhatikan hukumnya, agar ia mampu melaksanakannya berdasarkan cara yang disyariatkan. sesuatu yang bermasalah baginya diantara hukumnya dan konsekuensinya, maka dia ditanyakan. Janganlah perasaan malu menghalangi dirinya dari hal itu, karena Allah tidak malu dari kebenaran. Jadi, malu yang menghalangi bagi pemiliknya dari bertanya tentang urusan agamanya merupakan malu yang tercela. Itu sebenarnya sifat pengecut dari setan agar dia bisa merintangi manusia untuk menyempurnakan agamanya, dan mengenal hukum-hukum yang wajib baginya. Perkara bersuci merupakan perkara yang amat agung dan dia amat penting, karena terakibatkan sahnya sholat yang merupakan tiang agama”.

Beberapa Perkara yang Mengharuskan Mandi Junub

Perkara-perkara yang mengharuskan seseorang mandi junub alias mandi wajib telah dijelaskan oleh para ulama kita dalam kitab-kitab mereka. Seorang muslim harus mengetahui perkara-perkara yang mengharuskan dan menyebabkan seseorang mandi junub, karena boleh jadi ia akan mengalaminya, atau orang lain sehingga ia pun bisa mengamalkan sunnah Nabi -Shollallahu alaihi wa sallam- dalam hal in, dan menuntun sesamanya. Diantara perkara-perkara yang mengharuskan kita mandi junub alias mandi wajib:

Keluarnya Mani Ketika Tidur atau Sadar
Jika seseorang usai tidur, lalu ia mendapatkan air mani pada pakaiannya atau pada dirinya, maka ia harus melakukan mandi junub, sekalipun ia tidak merasakan kelezatan syahwat. Ummu Salamah -radhiyallahu ‘anhu- pernah bertanya kepada Nabi -Shollallahu alaihi wa sallam-, “Wahai Rasulullah, Sesungguhnya Allah tak malu karena kebenaran. Apakah wajib bagi seorang wanita untuk mandi junub, bila ia mimpi basah?” Beliau bersabda,
نعم إذا رأت الماء
“Ya, (harus mandi) jika ia melihat (mendapatkan) air mani”. [HR. Al-Bukhoriy dalam Shohih-nya (130), Muslim dalam Shohih-nya (313), dan At-Tirmidziy dalam As-Sunan (122)]
Adapun jika dalam kondisi terjaga (tak tidur), maka dipersyaratkan adanya kelezatan syahwat yang dirasakan oleh seseorang, entah karena berjimak, bermain onani (suatu perbuatan haram, seorang mengeluarkan mani dengan menyentuh kemaluannya sampai mengeluarkan mani), atau karena sebab lain yang menyebakan syahwatnya memuncak, dan dirinya mengeluarkan mani.
Nabi -Shollallahu alaihi wa sallam- bersabda,
إذا حذفت الماء فاغتسل من الجنابة. فإذا لم تكن حاذفا فلا تغتسل
“Jika engkau menyemburkan (memancarkan) air mani, maka mandi junublah. Jika tidak menyemburkannya, maka jangan mandi”. [HR. Ahmad dalam Al-Musnad (1/107/no.847), dan dikuatkan oleh Al-Albaniy dalam Irwa’ Al-Gholil (1/162)]
Asy-Syaukaniy -rahimahullah- berkata dalam Nail Al-Author (1/275) ketika mengomentari hadits ini, “Menyemburkan adalah memancarkan. Ini tidak akan terjadi seperti, kecuali dengan syahwat. Oleh karena ini, Penulis berkata, “Dalam hadits ini terdapat peringatan bahwa sesuatu yang keluar, tanpa syahwat, entah karena sakit, atau dingin, maka hal itu tidak mengharuskan mandi”.”.
Seorang mimpi berjimak, namun saat terbangun ia tak mendapatkan air mani pada dirinya, maka tak wajib mandi. Nabi -Shollallahu alaihi wa sallam- pernah ditanya tentang hal tersebut, maka beliau -Shollallahu ‘alaihi wasallam- bersabda, “Tak (kewajiban) mandi atasnya”. [HR. Abu Dawud dalam As-Sunan (233), dan At-Tirmidziy dalam As-Sunan (113). Di-shohih-kan Al-Albaniy dalam Shohih Sunan Abi Dawud (233)]
Terputusnya Haidh, dan Darah Nifas
Seorang wanita yang usai mengalami haidh, dan masa nifas dengan terhentinya darah yang keluar darinya, maka ia diwajibkan mandi junub agar ia selanjutnya bisa melaksanakan sholat, dan berhubungan dengan suaminya. Nabi -Shollallahu ‘alaihi wasallam- bersabda, فإذا أقبلت الحيضة فدعي الصلاة وإذا أدبرت فاغسلي عنك الدم وصلي “Jika masa haidh datang, maka tinggalkan sholat. Jika telah pergi (usai), maka cucilah darah yang ada pada dirimu, dan sholatlah”. [HR. Al-Bukhoriy dalam Shohih-nya (320), dan Muslim dalam Shohih-nya (333)]

Berjimak Walaupun tidak Mengeluarkan Mani
Jika seseorang berjimak dengan istrinya (maksudnya, ia memasukkan kemaluannya pada lubang peranakan istrinya), namun ia atau istrinya tidak mengeluarkan mani, maka dalam kondisi seperti ini seseorang harus mandi, walaupun ia tak mengeluarkan mani. Nabi -Shollallahu ‘alaihi wasallam- bersabda,
إذا جلس بين شعبها الأربع ثم جهدها فقد وجب عليه الغسل وإن لم ينزل
“Jika ia (suami) telah duduk diantara empat anggota tubuhnya (yaitu, kedua tangan, dan kedua kaki,pen), lalu ia menggaulinya, maka wajib baginya mandi, sekalipun ia tidak mengeluarkan mani” [HR. Muslim dalam Shohih -nya (354)]

Islamnya Seorang Kafir
Jika seorang masuk ke dalam Islam, maka diwajibkan bagi dirinya untuk mandi wajib sebagaimana yang dijelaskan dalam beberapa hadits dari Nabi -Shollallahu alaihi wa sallam- . Ini perlu diketahui karena terkadang seorang kafir masuk ke dalam Islam, namun tak ada seorang muslim pun yang tahu kalau mandi bagi si kafir tersebut wajib baginya saat ia sudah usai ber-syahadat. Nabi -Shollallahu ‘alaihi wasallam- ,
عن قيس بن عاصم أنه أسلم فأمره النبي صلى الله عليه وسلم أن يغتسل بماء وسدر
“Dari Qois bin ‘Ashim bahwa ia telah masuk Islam, lalu ia diperintahkan oleh Nabi -Shollallahu ‘alaihi wasallam- untuk mandi dengan air dan daun bidara”. [HR. Abu Dawud (351), At-Tirmidziy (602), dan An-Nasa’iy (1/109), dan di-shohih-kan oleh Syaikh Al-Albaniy dalam Al-Irwa’ (128)]

Sunnah Rasulullah ketika mandi junub
Bila seseorang ingin dapat mendulang pahala di pagi buta saat dia mandi junub, maka hendaknya dia mengikuti sunnah Nabi -Shollallahu alaihi wa sallam- pada saat itu.
Abu Muhammad Ibnu Qudamah Al-Maqdisiy-rahimahullah- berkata, “mandi junub memiliki bentuk-bentuk yang mencukupi dan bentuk sempurna. Yang disebutkan Al Khiroqi disini adalah bentuk yang sempurna, sebagian shahabat kami berkata, bentuk yang sempurna datang (disebutkan) di dalamnya sepuluh perkara:
- niat,
- membaca bismillah,
- mencuci kedua tangan dua kali,
- mencuci kemaluan & sesuatu yang terkena gangguan (mani),
- berwudhu,
- menciduk air (dengan telapak) keatas kepala sebanyak dua kali sehingga bisa membasahi pangkal rambut, dianjurkan untuk menyela-nyelai pangkal rambut kepala dan jenggotnya dengan air sebelum mengalirkan air ke badan
- mengalirkan air keseluruh badan, memulai dengan bagian kanan badan
- menggosok badan dengan tangan,
- berpindah dari tempat mandinya,
- lalu mencuci kaki, [Lihat Al-Mughni (1/287)].

Sepuluh perkara yang disebutkan para ulama tadi merupakan inti sari faedah yang terambil dari hadits-hadits berikut:
A’isyah –radhiyallahu ta’ala anha- berkata,
إذا اغتسل من الجنابة يبدأ فيغسل يديه ثم يفرغ بيمينه على شماله فيغسل فرجه ثم يتوضأ وضوءه للصلاة ثم يأخذ الماء فيدخل أصابعه في أصول الشعر حتى إذا رأى أن قد استبرأ حفن على رأسه ثلاث حفنات ثم أفاض على سائر جسده ثم غسل رجليه
“ Dulu Rasulullah -shallallahu alaihi wasallam- apabila mandi junub, maka beliau mulai dengan mencuci kedua tangannya, lalu beliau tuang air ketangan kirinya dengan tangan kanannya seraya mencuci kemaluannya. Kemudian, dia berwudhu seperti ketika ia mau sholat, lalu mengambil air seraya memasukkan tangannya ke pangkal rambutnya. Setelah itu, dia menciduk air ke atas kepalanya sebanyak tiga kali cidukan, lalu dia mengalirkan air keseluruh tubuhnya, berikutnya ia mencuci kedua kakinya”. [HR. Al-Bukhoriy dalam Shohih-nya , dan Muslim dalam Shohih-nya (316)]
عن بن عباس عن ميمونة أن النبي صلى الله عليه وسلم اغتسل من الجنابة فغسل فرجه بيده ثم دلك بها الحائط ثم غسلها ثم توضأ وضوءه للصلاة فلما فرغ من غسله غسل رجليه
“Dari Maimunah, ia berkata, bahwa Nabi -Shollallahu ‘alaihi wasallam- pernah mandi junub, lalu ia mencuci kemaluannya dengan tangannya. Kemudian ia menggosokkan tangannya ke dinding, lalu mencucinya, dan berwudhu’ sepertinya ketika mau sholat. Tatkala usai mandi, maka beliau mencuci kedua kakinya”. [HR. Al-Bukhoriy dan Muslim]

Baca Selanjutnya >>>

31 Maret, 2010

Dr. Wahidin Soedirohoesodo keturunan Bugis-Makassar


MENGETAHUI ada darah Bugis-Makassar mengalir dalam tubuh Wahidin Soedirohoesodo (1852-1917), Adin mengaku kaget bercampur bangga. Pada satu senja, di kompleks Pemakaman Mlati, Sleman, Yogyakarta, lelaki Bugis-Makassar yang menikahi perempuan asal Jepara ini pun bersimpuh di sisi makam pahlawan nasional penggagas kelahiran Budi Utomo tersebut.

Semula Adin—nama lengkapnya Suryadin Laoddang—tak percaya pada fakta baru yang ia terima. Bukankah dalam sejarah resmi yang ditulis selama ini disebutkan bahwa dokter Wahidin Soedirohoesodo adalah priyayi Jawa? Potret sang tokoh pun selalu ditampilkan dalam busana lelaki ningrat Jawa, lengkap dengan blangkon di kepalanya.

Akan tetapi, melalui pendekatan genealogis diketahui bahwa tokoh pergerakan nasional tersebut ternyata masih keturunan Karaeng Daeng Naba. Bangsawan Bugis-Makassar ini mengembara ke Jawa setelah Kerajaan Gowa takluk pada Kompeni-Belanda tahun 1669. Di Jawa, Daeng Naba terlibat dalam intrik perebutan kekuasaan di pusar tanah Jawa (baca: Mataram), di mana Trunajaya tampil sebagai tokoh antagonisnya.

Atas jasa Daeng Naba yang ikut membantu Amangkurat II meredam pemberontakan Trunajaya (1670-1679), ia dinikahkan oleh sang penguasa Mataram dengan putri Tumenggung Sontoyodo II. Selain itu, ia juga dihadiahi “tanah perdikan” yang sekarang berada di daerah Mlati, Sleman, Yogyakarta. Dari hasil perkawinan campuran itu, seabad kemudian lahir priyayi Jawa terkemuka bernama Mas Ngabehi Wahidin Soedirohoesodo.

Majalah PESAT edisi 6 Februari 1952 (Thn VIII, No 6:19) memuat ulasan tentang hal itu, di bawah sub-judul: “Siapakah dr Wahidin?”. Fakta sejarah ini juga muncul di Berita Kebudayaan edisi 28 November 1952. RAGI BUANA edisi Mei 1959 (Thn VI, No 64) yang mengutip keterangan yang pernah disampaikan dokter Radjiman Wediodiningrat (1879-1952)—pendiri Budi Utomo yang juga kerabat Wahidin—ikut memperkuat fakta sejarah tersebut.

Bahwa “Wahidin berdarah tjampuran suku Djawa dan Makassar, ialah keturunan DainKraing Nobo, seorang pradjurit jang dalam djaman Mataram membantu Sunan Amangkurat Tegal Arum melawan Trunodjojo...”

Kenyataan bahwa Wahidin bukanlah orang Jawa asli kian menggugah kesadaran kebangsaan Adin, betapa tipis sesungguhnya batas-batas etnisitas di negeri ini. “Sayangnya, tidak banyak orang yang tahu kalau Wahidin—juga Radjiman Wediodiningrat—berdarah Bugis-Makassar,” ujarnya.

Masih di kompleks pemakaman yang sama, di luar cungkup utama yang sudah dibangun pemerintah setelah Wahidin Soedirohoesodo ditetapkan sebagai pahlawan nasional, Adin juga menyempatkan ziarah ke makam sang leluhur: Daeng Naba! Dua deret di depan makam Daeng Naba, 32 prajurit dari Gowa (tanpa nama) juga dimakamkan di sana.

Persekutuan

Sejarah mencatat, perang Trunajaya melawan Mataram dan Kompeni (1670-1679) juga melibatkan prajurit-prajurit Bugis-Makassar. Dua bangsawan dari Kerajaan Gowa-Tallo, Karaeng Galesong dan Daeng Naba, berada di dua kubu yang berbeda. Karaeng Galesong membantu Trunajaya, sedangkan Daeng Naba yang “menyusup” ke kesatuan Kompeni-Belanda menopang kekuatan Mataram.

Galesong yang bernama lengkap I Maninrori Karaeng Galesong adalah satu di antara sekian banyak bangsawan Bugis-Makassar yang pergi dari negerinya karena tidak puas atas penerapan Perjanjian Bongaya (1667), menyusul jatuhnya Benteng Somba Opu ke tangan Belanda. Semula ia mendarat di Banten, menyusul rekannya sesama bangsawan yang telah lebih dahulu tiba di sana, yakni Karaeng Bontomarannu.

Situasi genting di Banten memaksa Galesong dan Bontomarannu berlayar ke timur, ke daerah Jepara, kemudian menetap di Demung, tak jauh dari Surabaya sekarang. Bersama sekitar 2.000 pengikutnya, Galesong bersekutu dengan Trunajaya untuk berperang melawan Mataram. Persekutuan itu juga ditandai ikatan perkawinan antara Galesong dengan putri Trunajaya, Suratna, pada Desember 1675.

Ketika pemberontakan Trunajaya benar-benar berkobar, di bawah komando Galesong dan Bontomarannu, orang-orang Bugis-Makassar mulai menyerang dan membakar pelabuhan-pelabuhan di pesisir utara bagian timur Jawa. Mataram kian terdesak. Bahkan dalam serbuan ke pedalaman, pusat kekuasaan Mataram di Plered sempat direbut Trunajaya.

Baru setelah campur tangan Belanda, pemberontakan Trunajaya bisa diredam. Salah satu tokoh kunci di balik keberhasilan Mataram mengakhiri pemberontakan Trunajaya adalah Karaeng Daeng Naba. Berkat usaha Daeng Naba membujuk Galesong—yang disebut sebagai adiknya—agar menghentikan perang dengan Mataram, pemberontakan Trunajaya akhirnya bisa ditumpas.

Drama sejarah ini berakhir tragis. Galesong yang mematuhi saran Daeng Naba dianggap berkhianat dan dibunuh oleh mertuanya, Trunajaya. Adapun Trunajaya akhirnya tewas di tangan Amangkurat II pada 1679.

Akan halnya Daeng Naba yang bernama lengkap I Manggaleng Karaeng Daeng Naba, putra I Manninori J Karetojeng, seterusnya dipercaya jadi bagian pasukan Mataram. Dengan kekuatan 2.500 kavaleri, laskar Daeng Naba yang terdiri atas orang-orang Bugis-Makassar tersebut menjadi pasukan inti Kerajaan Mataram ketika itu.

“Romantika kisah para leluhurku telah membuat aku semakin sadar bahwa perjuangan bangsaku telah melalui sejarah yang sangat panjang,” kata Adin.

Sejarah memang penuh romantika. Kehadiran orang-orang Bugis-Makassar di berbagai wilayah di Tanah Air, termasuk di tanah Jawa, tak bisa disangkal merupakan bagian dari sejarah perjalanan bangsa ini “menjadi Indonesia”. Benih-benih kebangsaan itu pun tumbuh seiring proses akulturasi budaya,

Semakin jelas bahwa bangsa besar ini lahir dari pergulatan antaretnis. Bila muncul klaim bahwa hanya golongan tertentu yang paling berjasa dalam proses bangsa ini “menjadi Indonesia”, tentu saja pandangan semacam itu sungguh menyesatkan...

SUMBER
dimuat di KOMPAS, Jumat, 16 Januari 2009


Baca Selanjutnya >>>

21 Maret, 2010

Akhirnya Gak Kerasa Dah Setahun Ga Ngeblog...

Wah... Ga kerasa, terakhir kali posting blog bulan maret tahun lalu... hmm.. Padahal beberapa bulan setelahnya udah selalu berencana untuk posting lagi walaupun cuma dikit2... Yah, apa daya karna kerjaan dan tugas yang numpuk diperparah manajemen waktu yang brantakan, jadilah sebuah blog yang "hangat2 t*i ayam"... wueeehhh... tapi insyaAllah ke depan harus bisa lebih aktif lagi nge-blognya, minimal sebulan sekali lah postingnya.. Okeee... Semangat...!!!

Baca Selanjutnya >>>

16 Maret, 2009

Gambar Proses Dari Telur Menjadi Ayam... Subhanallah...
























Pada prinsipnya semua jenis telur mempunyai struktur yang sama, Telur terdiri dari enam bagian yaitu: kerabang telur atau kulit luar (shell), selaput kerabang, putih telur (albumin), kuning telur (yolk), tali kuning telur (chalaza) dan sel benih (germ plasm). Masing-masing bagian memiliki fungsi khas.Kerabang telur berfungsi sebagai pelindung embrio dari gangguan luar yang tidak menguntungkan. Kerabang juga berfungsi melindungi putih telur dan kuning telur agar tidak keluar dan terkontaminasi dari zat-zat yang tidak diinginkan. Kerabang telur memiliki pori-pori sebagai media lalu lintas gas oksigen (O2) dan karbon dioksida (CO2) selama proses penetasan. Oksigen diperlukan embrio untuk proses pernapasan dan perkembangannya.Putih telur merupakan tempat penyimpanan air dan zat makanan di dalam telur yang digunakan untuk pertumbuhan embrio. Kuning telur merupakan bagian telur yang bulat bentuknya, berwarna kuning sampai jingga dan terdapat di tengah-tengah telur. Kuning telur mengandung zat lemak yang penting bagi pertumbuhan embrio. Di dalam kuning telur terdapat sel benih yang menjadi unsur utama embrio unggas. Pada bagian ujung yang tumpul dari telur terdapat rongga udara yang berguna untuk bernapas bagi embrio selama periode penetasan, yang berlangsung rata-rata 20-22 hari.

Rahasia Penciptaan Telur

Tak dipungkiri telur merupakan sebuah keajaiban besar di alam yang mengandung zat gizi sempurna untuk kehidupan embrio ternak unggas. Meskipun begitu, untuk dapat menghasilkan bakal anak, telur harus mendapatkan lingkungan yang nyaman (comfort zone) supaya embrio yang ada di dalamnya dapat berkembang dengan baik dan menetas pada waktunya. Biasanya sang induk akan mengerami telur secara alami atau bisa juga menggunakan mesin tetas. Sebelumnya, sang induk harus menyediakan sejumlah 'makanan' yang cukup di dalam telur untuk perkembangan embrio mulai dari awal peneloran sampai embrio bertumbuh menjadi seekor anak ayam dan menetas.Uniknya, perkembangan embrio unggas terjadi di luar tubuh induknya. Dengan kata lain, sejak telur terpisah dari induknya, embrio akan berkembang dengan memanfaatkan zat putih telur dan kuning telur yang ada di dalam telur.


Subhanallah, inilah kebesaran Allah yang diperlihatkan dalam sebutir telur. Bandingkan dengan embrio manusia yang terus menerus menerima suplai makanan dari ibunya di dalam rahim, normalnya selama 9 bulan 10 hari. Sedikit saja supiai makanan terganggu, maka pertumbuhan janin juga akan terganggu, dan tidak jarang berdampak fatal bagi sang janin. Begitu berhasil memecahkan kerabang, anak ayam akan bercuap-cuap untuk pertama kalinya. Inilah tasbih-nya anak ayam. Bukankah semua makhluk yang ada di muka bumi bertasbih mensucikan nama Allah. Firman Allah, "Tidakkah kamu tahu bahwasanya Allah: kepadaNya bertasbih apa yang ada di langit dan di bumi dan burung (pun bertasbih) dengan mengembangkan sayapnya. Masing-masing telah mengetahui (cara) berdoa dan tasbihnya, dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan." (QS An Nur [24] ; 41).

Ya Allah, sungguh dalam sebutir telur ayam yang kecil mungil terserak pelajaran penting yang bila diamati seyogianya akan membuat kita bertafakkur dan takjub akan kemahabesaran Allah Maha Pencipta. Wallahu a'lam.

*sumber tulisan

Baca Selanjutnya >>>

09 Maret, 2009

Telepon Misterius Dari Sang Penipu

Penipuan melalui telepon selular emang ga ada matinya ya… Kalo penipuan berkedok sms berhadiah sih aq dah sering dapat. Tapi kalo penipuannya melalui telepon langsung, aq baru sekali ngalaminnya. Tepatnya seminggu yang lalu, sekitar jam 8 pagi pas aq lagi siap2 mo berangkat kuliah, tiba2 hape-ku berdering. “Ni siapa ya, nomornya ga dikenal,” langsung aq angkat aja. Dan terjadilah percakapan seperti berikut ini…

X: Halo, Assalamu’alaikum, selamat pagi, saya dari bagian customer service Telkomsel ingin memberitahukan kepada anda, bahwa, selamat anda berhasil memenangkan sebuah mobil kijang Innova dan uang senilai 1 juta rupiah.
Aq: Iya, Wa’alaikum salam, ah yang benar Pak…??? (pura-pura penasaran, padahal dah tau, hihi)
X: Iya, jadi begini Pak, tadi malam kami mengadakan pengundian nomor dalam rangka ulang tahun Telkomsel, yang dilakukan di kantor pusat Telkomsel di Jakarta, dan ternyata yang keluar salah satunya adalah nomor anda… Tapi nanti harap anda menghubungi bagian administrasi kami yang akan mencatat data2 anda, jadi silahkan anda sekarang menyiapkan alat untuk mencatat nomor bagian administrasi kami.
Aq: Ya, dah siap Pak…
X: Baik, silahkan catat nomor berikut ini ya, 0016281237069xxx…
Aq: Ya, udah, makasih ya Pak… (percakapan I selesai…)

Karena emang dari awal dah curiga, trus heran juga, kok nomornya panjang banget ya… Trus ta pikir2 lagi (sambil liat nomornya), angka 62 itu kan kode Indonesia, trus kalo 001 kan kode SLI, berarti nomor sebenarnya pasti 081237069xxx…. Untuk membuktikannya, aq nyoba hal yg sama ke nomor temanku, dan ternyata bisaaa… Berarti dia sengaja pake trik itu supaya calon korbannya bisa tambah yakin kalo itu benar2 dari Telkomsel…

Hmmm…., karena semakin penasaran, ‘naluri sok detektif’-ku pun muncul… Coba telpon ke nomor itu ah, kan lumayan dapat pengalaman jadi calon korban penipuan… hehehehe… Tapi sebelumnya aq dah siapin ‘nama samaran’ juga ‘alamat samaran’ buat jaga2 aja biar identitas asliku ga disalahgunain. Akhirnya aq pun menelpon ke nomor tersebut… Dan terjadilah percakapan berikut ini…

Z: Halo, Selamat pagi, bagian administrasi Telkomsel, ada yang bisa kami bantu?... (jago ya aktingnya…)
Aq: Bla… bla… bla…
Z: Oh iya, benar Pak… Jadi kalo gitu saya akan memasukkan data2 bapak…
Aq: Bla… bla… bla…
Z: Kemudian bapak harap menyiapkan beberapa persyaratan dari kami, sebagai tanda bukti kebenaran data2 bapak. Jadi berikut persyaratannya: 2 lembar fotocopy KTP dan (ini yang penting) 5 buah voucher Rp 100ribu, lalu dimasukkan ke dalam amplop lalu dikirim ke alamat kami Kantor Pusat Telkomsel Jln. Gatot Subroto no.5 lantai 6&7 ruang B&G Jakarta Selatan. (dia ngulang persyaratan ini sampe 3 kali)
Jadi, perlu kami tegaskan terlebih dahulu, mengenai voucher 100ribu, itu hanya sebagai tanda bukti bahwa bapak benar2 sebagai pemenang undian ini, mengingat banyaknya pihak2 yg tidak bertanggungjawab yang sering mengaku sebagai pemenang. Dan nanti voucher tersebut akan kami kirimkan kembali bersama hadiah mobil dan uang 1 juta ke rumah bapak. Dan sebagai bukti bahwa kami tidak mengada-ada, nanti malam akan disiarkan secara live di 3 stasiun TV, Indosiar SCTV RCTI, pukul 22.30 WIB.
Aq: Bla.. bla…
Z: Jadi apakah bapak bisa mempertanggungjawabkan kesanggupan bapak dalam memenuhi persyaratan tersebut. (kalimat ini diulang berkali-kaliiii… kesannya kayak ‘ngemis’ banget…)

Sejam kemudian dia menelpon lagi, tapi aq dah ga mau angkat. Trus ta sms aja, “Pak, ga usah telpon saya lagi, soalnya saya dah tau dari awal kalo ini cumi penipuan. Mungkin suatu saat Polisi dan pihak Telkomsel akan melacak lokasi bapak...”. Abis itu dia ga pernah telpon2 lagi… (wah, niat ingin menipu kok malah dikerjain… hehe… pasti dia sudah ngalamin ini beberapa kali ya dari para calon korbannya… )

Dan satu lagi, yang bikin aq tambah yakin, kok dari kedua orang tersebut, logat bicaranya Sulawesi banget, kayak logat2 Toraja gitu… hehehe… Tapi kalo memang mereka ada di sulawesi, trus alamat yang di Jakarta itu gimana ya??? Entahlah….. (/and’yy)


Baca Selanjutnya >>>

Maling Laptop Terhenti di Jalan Buntu

Masih di hari yang sama dengan percobaan penipuan telpon berhadiah, waktu itu aq baru pulang kuliah dan sudah hamper nyampe di kost. Tapi dari kejauhan kok ada sekumpulan orang juga jejeran beberapa motor di depan kostku, wah, ada rame-rame apaan nih… Setelah nanya ke temanku, oh, ternyata tadi ada maling laptop yang lewat dan terjebak di depan kostku… Jadi ceritanya gini… (ini versi temanku, cmiiw)

Si Maling ini ketemu sama ibunya, tapi dia ga mau mengakui kalo perempuan itu adalah ibunya, dan akhirnya dia dikutuk menjadi batu, eeeeehhh…. Kok malah jadi cerita si Maling Kundang…. Maap maap… kembali ke laptop ceritanya, jadi malingnya adalah seorang mahasiswi, waktu itu dia sama pacarnya naik motor, pas tiba di sebuah persimpangan jalan, dia ketemu sama mahasiswi yang kehilangan laptopnya. Mungkin karena panik, si maling nyuruh pacarnya tancap gas ketika dia dipanggil ama si korban. Rencananya si korban ingin menginterogasi si maling, soalnya alibi-nya kuat, si maling sempat nginap di kontrakan si korban. Karena curiga melihat gerak-gerik si maling yang pura2 ga dengar dan semakin tancap gas, akhirnya si korban mengejarnya dan berteriak “Maling… maling…”. Mendengar teriakan itu, beberapa warga pun ikut mengejar. Namun naas, si pacar maling yang ngendaliin motor, mungkin ikut2an panik juga, jadinya apa ga nyadar/ga tau, dia ngambil jalan buntu yang berakhir di depan kostku… Ketika tiba di depan kostku, mereka jadi bingung, lalu turun dari motor trus lari sekencang2nya…. Motornya dibiarin begitu aja… Dan akhirnya berkat bantuan warga, mereka pun dapat ditangkap trus diserahin ke polisi…

Ceritanya selesai duehh… (/and’yy)


Baca Selanjutnya >>>

25 Februari, 2009

Ternyata Batu “Dukun Ponari” Benar-Benar Sakti?

Beberapa minggu ini marak disiarkan di beberapa media, mengenai seorang bocah sepuluh tahun yang katanya kejatuhan batu “sakti”. Dukun Ponari, begitulah dia disebut oleh ribuan orang yang mengaku sebagai pasiennya. Mendadak kehidupan anak ini berubah, yang semula hanya seorang bocah ingusan yang gemar bermain seperti anak-anak lainnya, kini digelari “DuDak” alias Dukun Dadakan, yang tiap harinya harus kebanjiran ribuan pasien yang menunggu giliran celupan “batu”-nya ke dalam air yang mereka bawa. Konon katanya “batu” tersebut bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit. (katanya, katanya, katanya…).

Tapi apakah batu tersebut benar-benar bisa menyembuhkan penyakit? Eeeiitzz, tunggu dulu…. Jangan sampai anda pun ikut2an percaya, hingga terseret ke lembah kesyirikan. (Naudzubillah…). Selama belum ada bukti-bukti ilmiah mengenai kandungan batu tersebut, apakah benar2 mengandung bahan yang dapat mengobati penyakit, berarti selama itulah orang2 yang mempercayai kesaktian batu itu masih terperangkap dalam kesyirikan yang nyata. Kebanyakan dari mereka hanya terpengaruh "sugesti" dari perkataan orang2 yang telah mengaku sembuh. Layaknya seorang pasien yang bisa sembuh hanya karena melihat senyuman dan kesabaran seorang dokter. Dan kalaupun kebetulan “batu” itu terbukti mengandung bahan penyembuh penyakit, kita harus tetap menjauhkan diri darinya, mengingat asal-usul terkenalnya “batu” itu adalah karena kepercayaan adanya kekuatan magis dalam batu tersebut. Ini artinya sama dengan jimat-jimat/jampi-jampi.

Rosulullah shallallahu alaihi wasallam sebagai Nabi dan pembawa agama yang penuh rahmat, sungguh telah menjelaskan tentang hukum jimat, baik dengan ucapan ataupun dengan perbuatan.
Dengan ucapan, sebagaimana sabda beliau :
”Sesungguhnya jampi-jampi, jimat-jimat dan tiwalah adalah syirik”. (H.R. Abu Dawud dan selainnya. Dishohihkan oleh Asy Syaikh Al Albani dalam Shohihul Jami’ no. 1632 dan Ash Shohihah no. 331 dan dihasankan oleh Asy Syaikh Muqbil dalam Al Jami’ush Shohih 4/499).

Dengan perbuatan, sebagaimana riwayat ‘Uqbah bin Amir Al Juhani radliallohu ‘anhu, ia menceritakan bahwa beliau ditemui sekelompok sahabat. Kemudian beliau membai’at sembilan orang dan tidak membai’at satu orang. Mereka bertanya: “Wahai Rosulullah, kenapa engkau membai’at sembilan orang dan tidak membai’at satu orang ini?”. Beliau menjawab: “Sesungguhnya dia membawa jimat.” Lantas beliau mengulurkan tangannya dan melepas jimat tersebut lalu membaiatnya”. (H.R. Ahmad. Dishohihkan oleh Asy Syaikh Al Albani dalam Ash Shohihah no. 492 dan dihasankan oleh Asy Syaikh Muqbil dalam Al Jami’ush Shohih 6/294).

Dari dua hadits tersebut menerangkan tentang hukum haramnya memakai jimat, tiwalah (sejenis jimat yang dibuat dan dipakai untuk menjaga rasa cinta antara suami istri) dan jampi-jampi yang mengandung lafadz-lafadz kesyirikan. Masuk juga dalam larangan di atas segala sesuatu (jimat) baik berupa kalung, keris, rambut, buah-buahan yang dipakai, atau digantungkan sebagai sarana, atau segala sesuatu dengan sendirinya diyakini dapat mendatangkan manfaat atau mencegah mudharat.

Saudara-saudaraku sekalian yang dirahmati Allah Subhanahu wa Ta’ala, manakala seseorang menggantungkan atau membawa jimat, maka tidaklah terlepas niatnya dari dua keadaan:

1. Bila dia menggantungkan jimat disertai keyakinan bahwa jimat itu dapat mendatangkan manfaat dan menjauhkan dari malapetaka dengan sendirinya selain Allah subhanahu wa ta’ala, maka ini adalah syirik terbesar yang bisa mengeluarkan seseorang dari Islam. Tidak bermanfaat sedikitpun dari amalannya, dan apabila meninggal dunia dan belum bertaubat maka dia menjadi penghuni neraka kekal, di dalamnya. (Na’udzubillah min dzalik…)

2. Jika dia melakukan hal ini dengan keyakinan bahwa benda itu sebagai sarana atau sebab yang bisa mendatangkan manfaat dan menjauhkan bahaya, dengan tetap meyakini bahwa Allah-lah satu-satunya Dzat Yang Maha Mampu mendatangkan manfaat dan menjauhkan mudharat, maka dia terjatuh pada syirik kecil yang merupakan salah satu dosa terbesar, karena dia telah menjadikan sesuatu yang bukan sebab sebagai sebab.

Dan karena kesyirikan besar, Allah Subhanahu Wa Ta’ala mengharamkan seseorang masuk ke dalam surga,
“Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun”. (Qs. Al Maidah: 72)

Dan banyak lagi kerugian-kerugian yang diakibatkan oleh dosa kesyirikan. Maka wajib bagi ulama Islam, tokoh-tokoh agama untuk menerangkan masalah ini kepada ummat dan mencegah mereka dari terperosok ke dalam jurang-jurang kebinasaan, sebagaimana wajib bagi pihak yang berwajib untuk menutup praktek pengobatan ini serta praktek-praktek yang serupa, karena ini semua hanya berakibat pada kerugian bangsa, negara dan ummat seluruhnya.

Dan hendaknyalah masyarakat Indonesia kembali menggunakan cara-cara pengobatan yang dicontohkan/yang dibolehkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Misalnya menggunakan metode Thibbun Nabawi (pengobatan Nabi, yaitu hijamah/bekam, madu, dan habbatussaudah), menggunakan obat-obatan herbal/alami, atau berobat kepada orang yang ahli dalam pengobatan/dokter.

Dan sekedar informasi, ternyata Dukun Ponari dan Ayahnya tetap berobat ke dokter, bahkan sempat di-opname/rawat inap beberapa hari di rumah sakit, ketika mereka jatuh sakit akibat kelelahan saat melayani pasien-pasien Ponari. Kenapa nggak minum air celupan batunya sendiri aja yaaa??? (hehehe… ketahuan deh…. Ternyata ada udang di balik batu Ponari….)
Wallahu A’lam BishShowab… (By: andiyoyo)*

*Beberapa kutipan: (antosalafy.wordpress.com, salafypomalaa.wordpress.com)

Baca Selanjutnya >>>